Tentu
Anda familiar dengan istilah jam karet. jam yang sangat lentur seperti karet.
Ketika ada janji pertemuan jam 9 pagi, orang baru berangkat jam 9 lewat 15 dan
tiba di tempat jam 9.30.
Meskipun
sudah telat 30 menit ternyata orang lain datang lebih terlambat lagi. Akhirnya
pertemuan baru bisa dimulai jam 10.30. Bayangkan, satu jam setengah terbuang
sia-sia hanya karena semua orang membuat jam-nya sedemikian lentur.
Suka
atau tidak, kita masih sering berhadapan dengan kebiasaan yang buruk ini.
Ketika ada janji jam 10, kita khawatir jika datang tepat waktu maka kita akan
menunggu orang lain terlalu lama. Akhirnya kita memutuskan baru datang jam
10.30. Ternyata semua orang yang lain pun berpikiran yang sama. Ada yang datang
10.30 ada pula yang baru datang hampir jam 11.
Bayangkan
ketika hal ini menjadi kebiasaan dan kebudayaan, berapa banyak waktu yang
terbuang sia-sia untuk menunggu karena orang tidak tertib dengan waktu mereka.
Berapa banyak waktu produktif terbuang karena orang tidak menghargai waktu.
Padahal
pepatah bilang “Time is money” yang artinya waktu adalah uang. Dan kita dengan
mudahnya membuang waktu yang sekali disia-siakan tidak akan pernah kembali.
Waktu yang kita miliki sangat terbatas termasuk umur kita pun terbatas.
Ada
pengalaman yang membuat saya berusaha tidak melakukan itu lagi. Pada saat itu
saya awal masuk perkuliahan di semester 2. jadwal mata kuliah di infokan. akan
tetapi, saya biasanya datang ke kelas setelah dosen datang. Hal ini dikarenakan
tempat kuliah saya dekat dengan kosan
saya. Saya mendapat salah satu dosen yang sangat disiplin. Dia selalu datang
tepat waktu dan melarang mahasiswa datang setelah dia masuk kelas.
Pada
waktu itu saya terlambat bangun dikarenakan tidur terlalu malam. Saya dan teman
– teman satu kosan bermain game hingga larut malam. Saya tidur kurang lebih jam
02:30. Karena terlalu asiknya bermain saya lupa bahwa paginya saya ada jadwal
kuliah. Saya bangun terlambat dari biasanya. Setelah saya melihat grup whatsapp
kelas saya, salah satu teman saya memberi tahu jika dosen tersebut sudah di
kelas. setelah membaca info tersebut saya bersiap untuk pergi ke kelas untuk
matkul selanjutnya. setelah dosen disiplin itu keluar, saya masuk kelas. saya
bertanya ke teman saya mengenai informasi apa saja yang sudah beliau berikan. Teman
saya memberitahu mengenai materi dan minggu depan akan di adakan kuis (ujian
yang diberikan oleh dosen).
Minggu berikutnya saya melakukan hal yang
sama, yaitu tidak masuk mata kuliah dosen disiplin tersebut karena bermain game
hingga larut malam sehingga saya bangun kesiangan. saya melihat jam dan masih ada waktu 10 menit
sebelum dosen tersebut masuk ke kelas. saya lasung siap - siap pergi ke kelas. saya berlali ke kelas
agar tidak terlambat.
Saya
sampai di depan kelas akan tetapi sudah terlambat 2 menit. Saya mencoba masuk
akan tetapi tidak diperbolehkan oleh dosen. Akhirnya saya Cuma bisa pasrah dan
menunggu di depan kelas sampai mata kuliah selanjutnya. hal ini membuat nilai
saya menjadi turun. Dosen tersebut memberikan nilai D kepada saya pada akhir
semester. Untuk semester berikutnya saya mencoba untuk memulai mengatur waktu
dan itu pun membawakan hasil. Nilai saya menjadi naik sehingga dapat menutupi
nilai yang kurang di semeseter sebelumnya.
Dari
pengalaman tersebut saya memutuskan untuk mulai bisa mengatur waktu dan
menghargai waktu sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali. Karena
waktu tidak bisa di ulang, jadi maanfaatkanlah waktu sebaik mungkin dan mulailah
berniat dari sekarang.
No comments:
Post a Comment